Rabu, 12 Juni 2013

Aplikasi Open Source untuk Web Design

Aplikasi open source untuk web design banyak bertebaran di Internet. Banyak dari kita yang belum menyadari bahwa aplikasi open source untuk web design ternyata memiliki kemampuan yang juga tidak kalah hebat dengan aplikasi-aplikasi web design mahal & ngetop lainnya. Selain terbilang murah, keunggulan aplikasi open source lainnya adalah hampir semuanya dapat berjalan di platform apa saja, baik Windows, Linux, Desktop ataupun Web, sehingga kita dapat bekerja dengan mudah tanpa khawatir masalah kompatibilitas.

Berikut ini 3 aplikasi open source untuk web design pilihan saya.

1. GIMP


GIMP adalah sebuah aplikasi desain grafis gratis yang dapat digunakan untuk membuat dan mengedit hampir semua jenis grafik. Selain memiliki dukungan Skins, GIMP juga dikenal sebagai aplikasi open source nya Adobe Photoshop karena fitur serta fungsi-fungsi yang ada didalam Adobe Photoshop hampir seluruhnya telah diadaptasi di GIMP.

2. Nvu

Nvu - Free Web Authoring System
Nvu adalah web editor gratis. Meskipun tidak memiliki semua fitur dan interface dari Dreamweaver atau Sharepoint, dengan Nvu kita tetap dapat mengedit kode dan desain pada saat bersamaan. Selain itu, dengan Nvu kita juga dapat memindahkan elemen web design tanpa melihat kode html nya.

3. FileZilla

FileZilla merupakan aplikasi FTP open source paling populer. FileZilla digunakan untuk mengupload file-file hasil web design, seperti gambar, javascript, css, html, php, dan sebagainya ke web server. FileZilla merupakan cross-platform kompatibel (tersedia untuk Linux, Mac, dan sistem operasi Windows) serta memiliki kemampuan untuk mentransfer file melalui banyak protokol.

 

 



Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Open Source

    Keuntungan yang bisa didapatkan dari produk opensource mungkin merupakan software yang dapat diambil tanpa dipungut biaya (gratis). Namun beberapa diantaranya terdapat produk komersil yang juga mengandalkan fungsi dari open source, salah satunya adalah Microsoft Internet Explorer. Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan software yang open source diantaranya:




• LEGAL
Menurut informasi yang ada Indonesia menempati posisi ke-4 negara pembajak terbesar didunia. Hal ini mengakibatkan posisi tawar-menawar di Indonesia sangat lemah didunia perdagangan, sekaligus menuai kecaman dari Negara-negara lainnya. Dengan adanya Open Source dan kelegalannya, pembajakan software di Indonesia dapat berkurang drastic dari 80% hingga 0%. 

• PENYELAMATAN DEVISA NEGARA
Software yang banyak dipakai untuk mengetik harganya adalah US$ 600. Untuk perbandingan, harga laptop adalah sekitar US$ 435 . Dan pendapatan per kapita/bulan adalah hanya sekitar US$ 134.
Dengan menggunakan solusi berbasis Open Source, maka dapat dilakukan penghematan devisa negara secara signifikan. Kemudian dana tersebut dapat dialokasikan ke usaha-usaha untuk kesejahteraan rakyat.

• KEAMANAN NEGARA ATAU PERUSAHAAN
Di tahun 1982 pernah terjadi ledakan dahsyat di saluran pipa gas Uni soviet di Siberia. Kekuatan ledakan tersebut sekitar 3 kiloton atau 25% dari kekuatan bom atom Hiroshima. Setelah 16 tahun kemudian baru diketahui oleh public bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh software computer proprietary / tertutup yang telah diubah oleh CIA.
Dengan menggunakan software Open source, kita dapat menghindari dari bahaya semacam ini karena bisa dilakukan audit terhadap kode programnya.

• KEAMANAN SISTEM
Jika bicara mengenai keamanan computer, tentu banyak sekali celah / lubang-lubang keamanan yang bisa di tembus pada software. Terutama jika software itu tidak memiliki keamanan yang cukup untuk membentengi dirinya dari serangan virus. Pada software proprietary atau tertutup sangat sulit untuk dapat benar-benar yakin dengan keamanannya, karena kita tidak tahu apa yang ada didalamnya. Selain itu sering kali sulit untuk mendapatkan solusinya. Sebagai contoh, terdapat security hole pada Microsoft Internet Explorer yang sudah diketahi semenjak tahun 2002 namun masih belum di ketemukan solusinya. Contoh lain, sebuah Komputer dengan OS Microsoft Windows 2000 yang kemudian disambungkan ke Internet dapat terserang virus dalam waktu 10 menit atau kurang. Lalu di tahun 2006, Internet Explorer tidak aman lagi digunakan selama 284 hari karena system yang tidak aman.

KELEMAHAN DAN KEKURANGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE OPEN SOURCE
Selain Kelebihan pada produk open source, tentu ada pula letak kekurangannya pada produk ini. Kekurangan ini dapat pula dikatakan sebagai kelemahan karena letak sudut pandang model dari produk komersil jauh berbeda dengan produk Open source. Kekurangan tersebut adalah :

• Tidak adanya jaminan bahwa pengembangan dari suatu software akan berlanjut. dengan kata lain, pengguna tidak dapat mengetahui apakah suatu proyek akan terus berlanjut atau tidak, meskipun berlanjut mungkin hanya sementara dan kemudian mati setelah tidak banyak lagi yang tertarik dengan software tersebut. tentu saja masalah ini dihadapi juga oleh software komersial tetapi lebih tajam tertuju pada software open source, terutama bila suatu proyek dimulai tanpa dukungan dari satu atau beberapa komunitas yang cukup kuat.

• Banyaknya masalah berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual. masalah ini sangat penting karena beberapa negara telah menerima hak paten atas suatu software dan algoritma. sangat sulit mengetahui bahwa suatu metode yang digunakan untuk memperbaiki bug pada software telah dipatenkan, suatu komunitas bisa disalahkan berdasarkan hukum kekayaan intelektual tersebut.

• Adanya masalah eksistensi dan status. sangat sedikit pengiklan yang ingin mempromosikan produknya pada software open source terutama bila proyek tersebut tidak didukung company yang kuat. masalah kurangnya pelayanan support dll sangat penting bagi pengguna awan sehingga mengurangi ketertarikan mereka akan produk open source.

Dengan adanya kelebihan dan kekurangan dari produk open source tersebut, mudah-mudahan kita dapat cermat memilih produk software yang memiliki kualitas bagus dan aman (seperti aslinya) tanpa harus memilih produk hasil bajakan yang dapat merugikan negara dan perusahaan yang membuat produknya.

Pengertian Open Source

    Open source adalah software yang membebaskan source codenya untuk dilihat orang lain dan membiarkan orang lain mengetahui cara kerja software tersebut. Orang lain juga bisa memperbaiki kelemahan yang ada pada software tersebut. Dan salah satu keunggulannya adalah bahwa Open source dapat diperoleh dan digunakan secara gratis tanpa perlu membayar lisensi. Biasanya orang mendapatkan software ini dari internet. 

       Keberadaan open source software ini sangat ditunjang oleh internet. Mula-mula Open source diambil dari internet kemudian digunakan oleh orang dan diperbaiki apabila ada kesalahan. Hasil perbaikan dari open source ini kemudian dipublikasikan kembali melalui internet. Saat ini sangat mudah mendapatkan open source software di internet.

       Pengembangan open source software melibatkan banyak orang dari berbagai penjuru dunia yang berinteraksi melalui internet. Maka bermunculanlah berbagai macam software yang dibuat berbasis open source ini yang dipublikasikan melalui internet. Pola open source ini telah melahirkan developer-developer handal dari berbagai penjuru dunia.

        Free software disini juga bukan program kacangan. jangan beranggapan bahwa barang yang diperoleh  gratis, jelek kualitasnya. Karena sudah terbukti kehandalannya. Karena free software berbasis open source telah melalui proses perbaikan yang terus menerus.

Sejarah Open Source

Istilah open source (kode program terbuka) sendiri baru dipopulerkan tahun 1998. Namun, sejarah peranti lunak open source sendiri bisa ditarik jauh ke belakang semenjak kultur hacker berkembang di laboratorium-laboratorium komputer di universitas-universitas Amerika seperti Stanford, Berkeley, Carnegie Mellon, and MIT pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Awalnya tumbuh dari suatu komunitas pemrogram yang berjumlah kecil namun sangat erat di mana mereka biasa bertukar kode program, dan tiap orang bisa memodifikasi program yang dibuat orang lain sesuai dengan kepentingannya. Hasil modifikasinya juga mereka sebarkan ke komunitas tersebut.
Perkembangan di atas antara lain dipelopori oleh Richard Stallman dan kawan-kawannya yang mengembangkan banyak aplikasi di komputer DEC PDP-10. Awal tahun 1980-an komunitas hacker di MIT dan universitas-universitas lain tersebut bubar karena DEC menghentikan PDP-10. Akibatnya banyak aplikasi yang dikembangkan di PDP-10 menjadi banyak yang kadaluarsa. Pengganti PDP-10, seperti VAX dan 68020, memiliki sistem operasi sendiri, dan tidak ada satupun piranti lunak bebas. Pengguna harus menanda-tangani nondisclosure agreement untuk bisa mendapatkan aplikasi yang bisa dijalankan di sistem-sistem operasi ini.
Karena itulah pada Januari 1984 Richard Stallman keluar dari MIT, agar MIT tidak bisa mengklaim piranti-piranti lunak yang dikembangkannya. Dan tahun 1985 dia mendirikan organisasi nirlaba Free Software Foundation. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk mengembangkan sistem operasi. Dengan FSF Stallman telah mengembangkan berbagai piranti lunak: gcc (pengompilasi C), gdb (debugger, Emacs (editor teks) dan perkakas-perkakas lainnya, yang dikenal dengan peranti lunak GNU. Akan tetapi Stallman dan FSFnya hingga sekarang belum berhasil mengembangkan suatu kernel sistem operasi yang menjadi target utamanya. Ada beberapa penyebab kegagalannya, salah satunya yang mendasar adalah sistem operasi tersebut dikembangkan oleh sekelompok kecil pengembang, dan tidak melibatkan komunitas yang lebih luas dalam pengembangannya.
Pada tahun 1991, seorang mahasiswa S2 di Finland mulai mengembangkan suatu sistem operasi yang disebutnya Linux. Dalam pengembangannya Linus Torvalds melempar kode program dari Linux ke komunitas terbuka untuk dikembangkan bersama. Komunitas Linux terus berkembang dimana kemudian akhirnya melahirkan distribusi-distribusi Linux yang berbeda tetapi mempunyai pondasi yang sama yaitu kernel Linux dan librari GNU glibc seperti RedHat, SuSE, Mandrake, Slackware, dan Debian dan lainnya. Beberapa dari distribusi di atas ada yang bertahan dan besar, bahkan sampai menghasilkan distro turunan, contohnya adalah Distro Debian GNU/Linux. Distro ini telah menghasilkan puluhan distro anak, antara lain Ubuntu, Knoppix, Xandros, dan lainnya.
Kontribusi utama lain dari FSF selain perangkat lunak adalah lisensi GPL (GNU public License), dimana lisensi ini memberi kebebasan bagi penggunanya untuk menggunakan dan melihat kode program, memodifikasi dan mendistribusi ulang peranti lunak tersebut dan juga jaminan kebebasan untuk menjadikan hasil modifikasi tersebut tetap bebas didistribusikan. Linus Torvalds juga menggunakan lisensi ini dalam pengembangan dasar Linux.
Seiring dengan semakin stabilnya rilis dari distribusi Linux, semakin meningkat juga minat terhadap peranti lunak yang bebas untuk di sharing seperti Linux dan GNU tersebut, juga meningkatkan kebutuhan untuk mendefinisikan jenis peranti lunak tersebut.
Akan tetapi teminologi “free” yang dimaksud oleh FSF menimbulkan banyak persepsi dari tiap orang. Sebagian mengartikan kebebasan sebagaimana yang dimaksud dalam GPL, dan sebagian lagi mengartikan untuk arti gratis dalam ekonomi. Para eksekutif di dunia bisnis juga merasa khawatir karena keberadaan perangkat lunak gratis dianggap aneh.
Kondisi ini mendorong munculnya terminologi “open source” dalam tahun 1998, yang juga mendorong terbentuknya OSI (Open Source Initiative) suatu organisasi nirlaba yang mendorong pemasyarakatan dan penyatuan “Open Source”, yang diinisiasi oleh Eric Raymond dan timnya.

Slider(Do not Edit Here!)